Pagi itu hari Senin, aku hafal betul karena sebelum aku memulai pelajaran, aku harus mengikuti upacara. Entah upacara bendera, atau upacara hari senin, yang jelas pagi itu aku wajib mengikuti upacara, diwajibkan lebih tepatnya. Saat itu aku pun mulai bertanya, kenapa upacara dilakukan setiap hari senin? kenapa tidak selasa atau jumat? dan kenapa ada jumat bersih? kenapa tidak upacara hari jumat dan senin bersih? pertanyaan itu selalu menggeliat di otakku sampai saat ini, pusing rasanya.
Setelah upacara selesai, aku masuk kelas dan bersiap untuk menerima pelajaran, yang secara otomastis aku membuat lipatan-lipatan diotakku ini semakin banyak. Karena kata orang, semakin banyak belajar dan mengingat, lipatan otak kita semakin banyak. Lima detik setelah aku duduk, Sang Ibu Guru pun datang dan siap untuk memberikan sebuah materi bernama PEMBAGIAN. "arrrrrggghhhh" batinku menggelegar dan marah, kenapa ada pelajaran matematika? pelajaran yang akan membuatku menghancurkan sebuah pintu saat aku SMA nanti. Tak tahan dengan perlakuan materi bernama pembagian, tiba-tiba "cessssss" aku merasa kakiku dingin sekali. Aku takut ini adalah azab karena aku membenci matematika, tubuhku bergemetar, aku sangat takut sekali mendengar kata pembagian, perkalian, penjumlahan dan pengurangan. Tubuhku menggigil, mataku berlinang air mata dan ku lihat Bu Guru sedang melihatku dengan tatapan tajam, aku semakin takut dan takut. Akhirnya pecahlah rasa ketakutanku ketika Sang Guru bertanya "Faskha, kamu ngompol ya? ayo dibersihkan dulu"
Setelah upacara selesai, aku masuk kelas dan bersiap untuk menerima pelajaran, yang secara otomastis aku membuat lipatan-lipatan diotakku ini semakin banyak. Karena kata orang, semakin banyak belajar dan mengingat, lipatan otak kita semakin banyak. Lima detik setelah aku duduk, Sang Ibu Guru pun datang dan siap untuk memberikan sebuah materi bernama PEMBAGIAN. "arrrrrggghhhh" batinku menggelegar dan marah, kenapa ada pelajaran matematika? pelajaran yang akan membuatku menghancurkan sebuah pintu saat aku SMA nanti. Tak tahan dengan perlakuan materi bernama pembagian, tiba-tiba "cessssss" aku merasa kakiku dingin sekali. Aku takut ini adalah azab karena aku membenci matematika, tubuhku bergemetar, aku sangat takut sekali mendengar kata pembagian, perkalian, penjumlahan dan pengurangan. Tubuhku menggigil, mataku berlinang air mata dan ku lihat Bu Guru sedang melihatku dengan tatapan tajam, aku semakin takut dan takut. Akhirnya pecahlah rasa ketakutanku ketika Sang Guru bertanya "Faskha, kamu ngompol ya? ayo dibersihkan dulu"